Jumat (29/9) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kembali menghadirkan kuliah Wira Muda untuk memberikan motivasi melalui pengalaman berwirausaha yang disampaikan langsung oleh sesama wirausaha muda bersama Politeknik Al Islam, Bandung. Bertemakan “Menjadi Bos Tajir Sejak Muda,” mahasiswa dipaparkan pada pengalaman nyata para wirausaha muda yang tak luput dengan jatuh bangun namun mampu bertahan hingga menjadi Bos Tajir di usia mudanya.
Diikuti oleh 266 peserta, kegiatan dibuka oleh Sri Djatnika selaku Direktur Politeknik Al Islam Bandung yang menyampaikan rasa syukurnya bahwa kesempatan kuliah Wira Muda dari Kemenpora bisa hadir di Politeknik Al Islam untuk menginspirasi para mahasiswa. Lebih lanjut, Sri memberikan pengantar yang kian inspiratif, memberikan mimpi besar kepada para peserta bahwa semua perusahaan ternama yang kita ketahui saat ini dahulu juga bermulai dari ide kreatif pemuda.
Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc., Eng selaku Asisten Deputi Kewirausahaan secara resmi membuka kuliah Wira Muda dengan menyambung pesan inspiratif Sri mengenai pentingnya pemuda terus bermimpi, berinovasi, dan mencoba. Kepercayaan diri dan keberanian untuk melangkah menjadi poin-poin penting yang turut disampaikan oleh Hendro dalam kesempatan ini.
Melalui kuliah Wira Muda ini, Kemenpora mendorong pemuda untuk lebih berani mengambil langkah untuk mengeksekusi ide-ide inovatifnya. Pemuda yang sekarang masih berstatuskan mahasiswa dalam 10 tahun lagi akan menjadi pemeran utama dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, penting bagi pemuda untuk membangun semangat dan resiliensi dalam berwirausaha.
Pada kesempatan kali ini, kuliah Wira Muda turut diramaikan oleh segenap narasumber berlatar belakang wirausaha muda sukses; Pemilik Pawon Mbu Kembar Mita Syaniyati , Sosok di balik Klinik Bandung Healing Care Lilis Yulistiani, Pemilik RAHMEN.id sekaligus Komisaris Kayi Food Indonesia Ganjar Hidayat, Divisi Hubungan kelembagaan Pegadaian Area Bandung III Harri Muhammad Fitriadi, dan Dosen Program Studi D3 Administrasi Rumah Sakit Politeknik Al Islam sebagai Moderator Wiwin WInarti. Para narasumber membawakan pengalaman pribadi masing-masing yang sungguh nyata, relevan, dan inspiratif dengan berbagai latar belakang usaha mulai dari penjual peci, penyedia jasa catering, hingga pengelola klinik bantu dengar.
Para narasumber menekankan bahwa kegagalan merupakan sesuatu hal yang normal ketika mencoba berwirausaha. Mereka pun sebagai wirausahawan muda sukses pernah mengalami titik gagal hingga bangkrut. Ditekankan bahwa yang terpenting adalah semangat untuk dapat kembali bangkit dan terus berinovasi. Selain itu, melakukan evaluasi terhadap diri sendiri sebagai wirausaha dan usaha yang dijalani itu merupakan sesuatu yang penting dilakukan untuk dapat bangkit dari kegagalan. Mita juga menambahkan bahwa kepercayaan diri penting namun kerendahan hati juga diperlukan ketika memulai berwirausaha, tidak ada kesuksesan yang instan, janganlah malu untuk memulai dari hal-hal kecil. *(KEMENPRORA RI)
Peserta dari Politeknik Al Islam, Bandung Wira Muda ini diikuti dengan antusias oleh para peserta. Salah satu peserta yang memiliki bisnis seblak turut berpartisipasi dalam salah satu pertanyaan berhadiah dari Ganjar untuk menjelaskan tentang business model canvas. Pada sesi tanya jawab salah satu peserta menanyakan cara membangun mental yang kuat untuk menghadapi jatuh bangun dalam berwirausaha. Para narasumber turut mengingatkan bahwa manusia bisa berusaha namun tetap harus mendekatkan diri dengan Tuhan dan bersedekah.